Beranda

Cemburu tanda cinta…

Mungkin ini hanya ujian kecil yang menjadi bunga-bunga kehidupan berumahtangga. Lima tahun yang lalu mahligai rumahtanggaku mulai dibangun. Adalah sesuatu yang wajar ketika seorang istri merasa cemburu kepada suaminya. Katanya itu sebagai bukti atau tanda cinta.

Sebuah proses pernikahan yang Islami membuatku melakukan ‘pacaran’ setelah menikah. Tentunya hal ini akan di alami oleh mereka yang menikah tanpa di dahului masa pacaran. Awalnya tidak kenal, sosok asing yang belum pernah dilihat sebelumnya. Melalui proses ta’aruf singkat dilanjutkan khitbah dan aqad nikah…akhirnya pada usia 25 tahun ku akhiri masa lajangku. Alhamdulillah… kehidupan rumahtanggaku berjalan baik-baik saja. Awalnya ditengah kesibukanku, istriku sempat ‘cemburu’ dengan aktifitasku. Maklum jam kerjaku sampai jam 5 sore, kemudian sering tiap malamnya ada aktifitas dakwah yang harus ku kerjakan. Bahkan hari sabtu dan ahadpun aku sering beraktifitas diluar rumah. Itu yang membuat istriku ‘cemburu’. Maklum masih masa ‘bulan madu’ , mungkin dia merasa kesepian. Dua pekan setelah menikah, aku harus meninggalkan istriku untuk mengikuti mukhoyam di pulau seberang. Melalui HP kami masih bisa berkomunikasi, itupun ketika sinyalnya ada. Beberapa waktu yang lalu juga kutinggalkan anak dan istriku untuk mengikuti mukhoyam…. Tapi akhirnya aku dapat mengambil hikmah dibalik semua aktifitas tarbiyah yang kuikuti. Ketika beberapa hari meninggalkan keluarga untuk beraktifitas dakwah…. ternyata banyak manfaatnya. Diantaranya semakin menguatkan rasa cinta dan sayang kepada istri dan anak-anakku. Ketika berjauhan, rasa rindu akan muncul, lain halnya kalau di rumah terus, justru rasa bosan akan mungkin terjadi.


Suatu hari, aku ditelpon oleh seseorang yang pernah mengisi masa laluku. Seorang yang (maaf) pernah mengisi hari-hari remajaku. Seperti halnya remaja dan anak sekolah pada umumnya. Ya… dia pernah ‘jalan bareng’ denganku saat aku dibangku SLTA. Meskipun aku tidak pernah berbuat macam-macam saat itu. Mungkin kalau di kategorikan saat itu aku termasuk ‘anak baik-baik’ bahkan bisa menjadi contoh dalam prestasi dan aktifitas organisasi di sekolah.

Sudah sekitar 11 tahun tidak pernah komunikasi, dan saat ini kebetulan berada di kota yang sama.Hal itu ku ceritakan kepada istriku. Ternyata dia cemburu, mungkin jika teman biasa tidak masalah, tapi ini teman spesial. Khawatir kenangan masa lalu akan bangkit kembali. Sekali lagi cemburu itu tanda cinta.
Alhamdulilah aku mampu bertahan, aku tidak terhanyut oleh masa laluku. Tentunya penguatan itu juga dari istriku. Bahkan istriku termotivasi untuk mengajak ‘ngaji’ teman lamaku itu.
Ya Allah… kekalkanlah kasih sayang kami hingga ke syurga-Mu.


No comments: