Beranda

KAMPOENG DJOWO SEKATUL

Kebun Karet BSB
Ramadhan sudah mulai menjelang. Rutinitas sehari-hari membuat kejenuhan tersendiri bagiku, istri dan anak-anakku. Apalagi istriku sering sering ada keluhan sakit kepala, meski setiap ada kesempatan hari Ahad berolahraga bersama-sama, namun keinginan untuk mengajak mereka semua rihlah (berwisata) tetap menjadi suatu PR sendiri bagiku.
Ada tiga hari libur berturut-turut pada bulan Agustus 2008. Kebetulan pula bertepatan dengan milad-ku yang ke 32 ( sudah mulai tua). Waktu itulah rencana berwisata dimulai.


Ada beberapa target yang ingin dijadikan sebagai tempat wisata yang bertema, deket, alami, sejuk, murah . Karena hari Ahad adalah 17 Agustus, maka keberangkatan disesuaikan setelah saya selesai melaksanakan upacara kemerdekaan di kantor. Maka ada kesempatan pada hari Sabtu untuk melakukan survei ke lokasi wisata. Maklum, kali ini jalan-jalannya dengan sepeda motor Mio. Jika tidak survei duluan, khawatir jalanan yang dilalui terlalu sulit jika ditempuh dengan sepeda motor.


Tempat yang pertama kali saya survei adalah Kampoeng Djowo Sekatul, jalanannya bisa ditempuh dengan sepeda motor. Semua OK, tapi ternyata hanya makanan dan suasana yang bisa dinikmati. Karena untuk semua jenis permainan outbond tidak bisa dinikmati kalau tidak rombongan. Demikian pula dengan penginapannya, tarifnya untuk rombongan minimal 15 orang.

Kemudian survei saya lanjutkan ke arah Nglimut, setelah bersusah payah naik turun jalan kaki mengitari lokasi. Kesimpulannya tidak ada yang menarik untuk wisata keluarga disana. Apalagi banyak anak-anak sekolah yang berdua-duaan disana. Menambah kurang sehat pemandangan yang ada.

Perjalanan ke Kampoeng Djowo Sekatul

Begitu selesai upacara hari kemerdekaan, saya dan keluarga memulai perjalanan sekitar jam 09.00. Perjalanan ini saya buat serileks mungkin, karena naik motor maka jika terasa capek kami berhenti. Tempat pemberhentian yang menarik adalah di kebun karet Bukit Semarang Baru (BSB). Suasana yang sejuk, karena sinar matahari terlindung oleh pohon-pohon karet yang berbaris rapi, dan angin sepoi-sepoi yang bertiup menambah kesegaran suasana. Setelah puas istirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju Kampoeng Djowo.



Musholla

Sampai disana, memang sudah menjelang makan siang. Adzan Dhuhur pun sudah berkumandang. Orang-orang yang berdatangan sudah ada yang menyantap makanan di pondok-pondok yang tersedia. Ketika melihat kondisi tempat makan yang sudah penuh, maka kami putuskan untuk melaksakanan sholat Dzuhur dulu.
Air yang sejuk, ternyata menggoda istriku untuk memandikan anak-anak. Meski sempat membuat orang yang mau ke kamar mandi menunggu, kedua anakku terlihat senang sekali dan terlihat fresh setelah mandi dengan air yang sejuk di siang hari. Setelah sholat, saya mengitari area wisata itu untuk mencari pondok tempat makan yang strategis yang sudah kosong. Karena tidak ada sistem antrian, maka setiap ada yang kosong boleh langsung dipakai.


Pondok Makan

 Alhamdulillah, tidak terlalu lama setelah sholat, saya dapat tempat yang cukup strategis. Kami bisa melihat pemandangan ke bawah area kebun tomat, cabe, dan persawahan dan bisa menatap ke arah puncak Gunung Ungaran. 


Istri dan anak-anakku menyukai tempat ini. Suasana yang alami, duduk-duduk di tempat yang terbuat dari kayu dan bambu, diiringi alunan musik tradisional jawa. Sambil menunggu makanan dihidangkan, saya pun sempat merebahkan diri. Tidak terlalu lama makanan yang kami pesan pun datang. Yang mengantar makanan mas-mas yang mengenakan pakaian Jawa.


Setelah kenyang, kami sempat berkeliling ke area outbond. Disana ada rombongan yang sedang bermain Flyng Fox. Setelah puas berkeliling, kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Kopi Banaran.(Bersambung).

No comments: